Menanamkan Ruh Al-Qur’an dalam Kurikulum Pendidikan Modern

Menanamkan Ruh Al-Qur’an dalam Kurikulum Pendidikan Modern

Di tengah derasnya arus modernisasi dan ledakan teknologi digital, dunia pendidikan tampak semakin maju secara sistem dan metode. Sekolah-sekolah berlomba menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman: penggunaan kecerdasan buatan, pembelajaran berbasis proyek, hingga kurikulum yang menekankan kreativitas dan inovasi. Namun di balik semua itu, muncul kegelisahan mendalam — apakah pendidikan kita masih menghadirkan ruh Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan sumber nilai ilahiah?

Krisis Ruhani di Tengah Kemajuan Zaman

Kita hidup di era ketika peserta didik tumbuh dalam dunia yang serba cepat dan serba digital. Mereka menguasai teknologi, tetapi sering kehilangan arah spiritual. Banyak yang cerdas secara akademik, namun rapuh secara moral dan emosional. Pendidikan modern yang terlalu menekankan aspek kognitif tanpa menyentuh sisi ruhani, ibarat tubuh tanpa jiwa — bergerak, tetapi hampa makna.

Padahal, dalam pandangan Islam, pendidikan bertujuan untuk membentuk insan kamil — manusia paripurna yang seimbang antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci yang dibaca di awal pelajaran, tetapi seharusnya menjadi ruh yang menghidupkan seluruh proses pendidikan.

Ruh Al-Qur’an sebagai Fondasi Nilai

Ruh Al-Qur’an adalah nilai-nilai kehidupan yang universal: kejujuran, tanggung jawab, keadilan, kasih sayang, dan kerja keras. Nilai-nilai ini harus hadir di setiap mata pelajaran dan aktivitas sekolah.

Guru sains, misalnya, dapat mengaitkan hukum alam dengan firman Allah, “Tidaklah Kami ciptakan sesuatu pun dengan sia-sia” (QS. Al-Mu’minun: 115). Guru IPS bisa mengaitkan pembahasan keadilan sosial dengan nilai-nilai ‘adl dan ihsan dalam Al-Qur’an. Dengan demikian, setiap pelajaran menjadi jalan menuju pengenalan kepada Sang Pencipta.

Membangun Kurikulum yang Bernurani

Menanamkan ruh Al-Qur’an dalam kurikulum modern bukan berarti menolak kemajuan ilmu dan teknologi, tetapi mengaitkan kemajuan itu dengan nilai-nilai ketuhanan. Pendidikan Islam harus dirancang tidak hanya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga berkarakter.

Kurikulum yang bernurani memberi ruang bagi pembentukan akhlak melalui pengalaman nyata. Misalnya, pembelajaran berbasis proyek yang diarahkan pada kepedulian sosial, pengelolaan lingkungan, dan kolaborasi lintas disiplin — semuanya dikaitkan dengan prinsip khalifah fil ardh, manusia sebagai pengelola bumi.

Guru sebagai Penyalur Ruh Al-Qur’an

Dalam konteks ini, guru memiliki peran yang amat penting. Guru bukan sekadar penyampai materi, tetapi penyalur nilai dan keteladanan. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Nilai Qur’ani tidak akan hidup dalam diri peserta didik jika tidak diteladankan oleh gurunya. Ketika guru mengajarkan kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang dalam setiap interaksi, sesungguhnya ia sedang menanamkan ruh Al-Qur’an di hati para siswa. Guru adalah living curriculum — kurikulum yang hidup dalam perilaku nyata.

Sekolah Sebagai Taman Ruhani

Sekolah berjiwa Qur’ani tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan kedamaian batin. Lingkungan sekolah harus mencerminkan nilai-nilai Al-Qur’an: kedisiplinan yang lembut, interaksi yang penuh kasih, dan budaya literasi Qur’ani yang kuat.

Ketika Al-Qur’an bukan hanya dibaca, tetapi dihidupkan dalam setiap kebijakan, pembelajaran, dan budaya sekolah, maka pendidikan akan melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual dan luhur secara moral.

Pendidikan modern tanpa ruh Al-Qur’an akan kehilangan arah spiritualnya. Sebaliknya, pendidikan Islam tanpa inovasi akan tertinggal oleh zaman. Maka, tugas besar kita hari ini adalah mengharmonikan keduanya — menghadirkan nilai ilahiah di tengah kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Dengan menanamkan ruh Al-Qur’an dalam kurikulum modern, kita tidak hanya mendidik siswa untuk cerdas, tetapi juga menuntun mereka menjadi manusia yang berakhlak, beradab, dan berkontribusi bagi kemanusiaan. Dari sinilah akan lahir generasi Qur’ani yang mampu memimpin masa depan dengan cahaya ilmu dan iman.

Belum ada Komentar untuk "Menanamkan Ruh Al-Qur’an dalam Kurikulum Pendidikan Modern"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel