Motivasi dan Kebahagiaan: Mengapa Orang Bahagia Lebih Mudah Termotivasi
Apakah Anda pernah memperhatikan bahwa orang yang bahagia tampak lebih bersemangat dalam menjalani hidup?
Mereka bangun pagi dengan senyum, siap bekerja, dan menghadapi tantangan tanpa banyak mengeluh. Sebaliknya, ketika kita sedang tidak bahagia, sekadar memulai hari saja rasanya berat.
Mengapa hal ini terjadi?
Psikologi modern menemukan bahwa kebahagiaan dan motivasi memiliki
hubungan dua arah yang saling memperkuat.
Orang bahagia cenderung lebih termotivasi, dan orang yang termotivasi juga
cenderung lebih bahagia.
Artikel ini mengulas hubungan tersebut berdasarkan teori Positive
Psychology yang dikembangkan oleh Martin Seligman, serta strategi
praktis untuk menumbuhkan semangat hidup melalui kebahagiaan sejati.
1. Positive Psychology: Kebahagiaan yang Bisa Dilatih
Sebelum tahun 2000-an, psikologi lebih banyak berfokus pada gangguan dan
penyakit mental. Namun Martin Seligman memperkenalkan paradigma baru bernama Positive
Psychology, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dapat hidup
lebih bermakna, bahagia, dan produktif.
Menurut Seligman (2002), kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari
kesenangan sesaat, tetapi dari lima pilar utama yang dikenal dengan model
PERMA:
- P –
Positive Emotion (Emosi Positif)
Menikmati rasa syukur, harapan, cinta, dan optimisme. - E –
Engagement (Keterlibatan)
Tenggelam sepenuhnya dalam aktivitas yang menantang dan bermakna. - R –
Relationships (Hubungan Positif)
Memiliki relasi yang hangat dan saling mendukung. - M –
Meaning (Makna Hidup)
Merasakan bahwa hidup memiliki tujuan yang lebih besar dari diri sendiri. - A –
Accomplishment (Pencapaian)
Meraih tujuan dan merasa berkembang.
Kelima aspek ini bukan hanya sumber kebahagiaan, tetapi juga sumber
motivasi alami yang membuat seseorang bersemangat menjalani hidup.
2. Hubungan Dua Arah: Bahagia Membuat Termotivasi, dan
Sebaliknya
Psikologi positif menemukan bahwa emosi bahagia memicu energi
psikologis yang meningkatkan motivasi.
Barbara Fredrickson (2001) dalam teorinya Broaden and Build menjelaskan
bahwa emosi positif memperluas pola pikir dan kemampuan bertindak seseorang.
Ketika seseorang merasa bahagia, otak melepaskan neurotransmiter seperti
dopamin dan serotonin, yang meningkatkan fokus, kreativitas, dan rasa
percaya diri.
Inilah yang membuat orang bahagia lebih mudah:
- Menemukan
solusi saat menghadapi masalah,
- Melihat
peluang baru,
- Dan
berani mencoba hal-hal yang menantang.
Sebaliknya, motivasi yang kuat — terutama motivasi intrinsik —
dapat menumbuhkan kebahagiaan karena seseorang merasa hidupnya bermakna dan
terarah.
Jadi, motivasi dan kebahagiaan bukan sebab-akibat tunggal, melainkan
siklus yang saling memperkuat.
3. Bukti Ilmiah: Orang Bahagia Lebih Produktif dan
Tangguh
Sejumlah penelitian mendukung bahwa kebahagiaan berdampak langsung pada
motivasi dan kinerja.
📊 Penelitian Harvard Business Review (2015)
menemukan bahwa karyawan yang bahagia 31% lebih produktif, 37% lebih
sukses dalam penjualan, dan berpeluang dua kali lipat lebih kreatif.
Sementara studi dari University of Warwick menunjukkan bahwa emosi
positif meningkatkan motivasi kerja sebesar 12%.
Hal ini terjadi karena suasana hati bahagia membuat seseorang lebih fokus pada
potensi, bukan hambatan.
Lebih jauh, orang bahagia juga lebih tangguh (resilient) saat
menghadapi kegagalan.
Mereka tidak cepat menyerah karena emosi positif memberi energi untuk bangkit
dan mencoba lagi — inilah bentuk motivasi sejati yang bertahan lama.
4. Strategi Nyata Menumbuhkan Kebahagiaan yang
Meningkatkan Motivasi
Bagaimana cara mempraktikkan kebahagiaan agar semangat hidup terus
tumbuh?
Berikut strategi ilmiah yang bisa diterapkan setiap hari:
a. Mulai dengan Rasa Syukur
Penelitian Emmons & McCullough (2003) menunjukkan bahwa menuliskan
tiga hal yang disyukuri setiap hari selama dua minggu meningkatkan perasaan
bahagia hingga 25%.
Rasa syukur menumbuhkan pandangan positif yang memperkuat motivasi.
b. Temukan Makna dalam Aktivitas Sehari-hari
Menurut Seligman, makna hidup adalah sumber kebahagiaan terdalam.
Ketika kita merasa bahwa apa yang kita lakukan berdampak bagi orang lain,
semangat hidup meningkat secara alami.
c. Bangun Hubungan Sosial yang Positif
Koneksi emosional yang sehat — dengan keluarga, rekan kerja, atau
komunitas — meningkatkan rasa dukungan dan menumbuhkan motivasi untuk
berkontribusi.
d. Rayakan Setiap Kemajuan
Riset menunjukkan bahwa kemajuan kecil memberi efek dopamin yang
memperkuat semangat berkelanjutan.
Apresiasi kecil terhadap diri sendiri membuat perjalanan menuju tujuan terasa
menyenangkan.
e. Lakukan Aktivitas yang Membuat Anda “Flow”
Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, flow adalah kondisi ketika
seseorang tenggelam sepenuhnya dalam aktivitas yang menantang tapi
menyenangkan.
Orang yang sering mengalami flow merasa lebih hidup, lebih bahagia, dan
lebih termotivasi.
5. Kesimpulan: Kebahagiaan Adalah Bahan Bakar Motivasi
Motivasi sejati tidak lahir dari paksaan, melainkan dari hati yang
bahagia dan penuh makna.
Orang yang bahagia tidak menunggu alasan untuk bersemangat — mereka menciptakan
kebahagiaan dari hal-hal kecil setiap hari.
Sebagaimana Martin Seligman menulis:
“Hidup yang bahagia bukan hidup tanpa masalah, tetapi hidup yang penuh
makna dan rasa syukur.”
Jadi, jika Anda ingin tetap termotivasi, jangan hanya mengejar tujuan
besar, tapi juga rawat kebahagiaan di sepanjang perjalanan.
Karena kebahagiaan bukan hasil dari motivasi — ia adalah sumbernya.
Belum ada Komentar untuk "Motivasi dan Kebahagiaan: Mengapa Orang Bahagia Lebih Mudah Termotivasi"
Posting Komentar