Guru Hebat Bukan Dilahirkan, Tapi Dibentuk oleh Growth Mindset


Dalam dunia pendidikan yang terus berubah cepat, guru bukan hanya dituntut untuk cerdas secara akademis, tetapi juga fleksibel, kreatif, dan siap belajar hal baru setiap saat. Di sinilah pola pikir bertumbuh atau growth mindset menjadi pondasi utama. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Carol S. Dweck, psikolog dari Stanford University, yang menegaskan bahwa keberhasilan seseorang bukan ditentukan oleh bakat atau kecerdasan bawaan, melainkan oleh keyakinannya bahwa kemampuan dapat terus berkembang melalui usaha, strategi yang tepat, dan ketekunan.

Dari Fixed ke Growth Mindset

Dalam praktik sehari-hari, banyak guru tanpa sadar masih memiliki fixed mindset — yakni keyakinan bahwa kecerdasan atau kemampuan adalah sesuatu yang tetap dan tidak dapat diubah. Contohnya, ketika seorang siswa gagal dalam ujian matematika, guru mungkin berkata, “Kamu memang tidak berbakat di angka.”
Padahal, kalimat sederhana seperti ini bisa mengunci potensi siswa. Sebaliknya, guru dengan growth mindset akan mengatakan, “Kamu belum menguasai bagian ini, tapi dengan latihan lebih banyak, kamu pasti bisa.” Kata belum (yet) memiliki kekuatan luar biasa dalam menumbuhkan semangat belajar.

Mengapa Growth Mindset Penting di Dunia Pendidikan

Growth mindset mengubah cara guru dan siswa memandang tantangan serta kegagalan. Dalam pola pikir ini, kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi bagian dari proses belajar. Siswa dengan growth mindset lebih tahan menghadapi kesulitan, tidak mudah menyerah, dan lebih berani mengambil risiko dalam belajar.
Bagi guru, memiliki growth mindset berarti selalu terbuka terhadap inovasi, teknologi baru, dan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif. Guru yang bertumbuh tidak berhenti pada zona nyaman, tetapi terus memperbaiki diri demi meningkatkan mutu pembelajaran.

Menanamkan Growth Mindset di Sekolah

Pola pikir bertumbuh bukan hanya urusan individu, tetapi harus menjadi budaya sekolah. Beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Ubah cara memberikan umpan balik.
    Beri apresiasi pada usaha, bukan hanya hasil. Misalnya, katakan “Saya bangga kamu terus mencoba meski sulit,” bukan hanya “Kamu pintar.”

  2. Bangun budaya belajar dari kesalahan.
    Adakan sesi refleksi setelah ujian, bukan sekadar membagikan nilai. Tanyakan pada siswa: “Apa yang kamu pelajari dari kesalahanmu kali ini?”

  3. Guru sebagai teladan pembelajar.
    Saat guru berani mengakui belum tahu dan mau belajar bersama siswa, itu contoh nyata growth mindset dalam tindakan.

  4. Gunakan bahasa positif.
    Bahasa memiliki kekuatan untuk membentuk pola pikir. Gantilah kalimat seperti “Saya tidak bisa” menjadi “Saya sedang belajar agar bisa.”

Tantangan di Lapangan

Meski sederhana, penerapan growth mindset tidak selalu mudah. Budaya pendidikan yang masih menekankan hasil akhir—nilai, ranking, dan ujian—sering membuat guru dan siswa terjebak pada fixed mindset.
Selain itu, tekanan administratif dan ekspektasi dari berbagai pihak membuat guru sulit berfokus pada proses pembelajaran yang memupuk ketekunan dan semangat mencoba. Karena itu, dibutuhkan dukungan sistemik: mulai dari kepala sekolah yang memberi ruang inovasi, hingga kebijakan pendidikan yang menilai proses, bukan hanya hasil.

Dampak Nyata di Sekolah

Sekolah yang menerapkan growth mindset biasanya memiliki iklim belajar yang lebih positif. Siswa lebih berani bereksperimen, guru lebih kolaboratif, dan hubungan antara keduanya menjadi lebih manusiawi. Kegagalan tidak lagi dianggap aib, melainkan peluang untuk belajar.

Penelitian juga menunjukkan bahwa siswa dengan growth mindset memiliki motivasi belajar lebih tinggi, berprestasi lebih baik, dan lebih percaya diri. Hal ini selaras dengan nilai-nilai pendidikan Islam yang menekankan pentingnya mujahadah (usaha sungguh-sungguh) dan tazkiyah an-nafs (penyucian diri) dalam mencapai kesuksesan sejati.

Guru hebat bukanlah mereka yang tahu segalanya, tetapi mereka yang terus belajar, beradaptasi, dan tidak berhenti bertumbuh. Dalam dunia pendidikan yang serba cepat dan penuh tantangan, growth mindset adalah modal utama untuk melahirkan generasi tangguh, kreatif, dan siap menghadapi masa depan.

Sudah saatnya sekolah menjadi tempat di mana guru dan siswa sama-sama tumbuh — bukan karena hasil akhir, tetapi karena semangat belajar yang tak pernah padam.

Belum ada Komentar untuk "Guru Hebat Bukan Dilahirkan, Tapi Dibentuk oleh Growth Mindset"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel