Defenisi Manajemen Pendidikan Islam menurut para Ahli

Definisi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) secara umum adalah suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan segala sumber daya (manusia, non-manusia, material, dsb.) dengan berlandaskan nilai-nilai dan ajaran Islam (Al-Qur'an dan Sunnah) untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

Berikut adalah definisi Manajemen Pendidikan Islam menurut beberapa ahli:

1. Sulistyorini

Manajemen Pendidikan Islam adalah suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber daya manusia muslim dan non-manusia dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

2. Mujamil Qomar

Manajemen Pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan secara Islami terhadap lembaga pendidikan Islam dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-hal yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efis¹ien.

3. Dr. A. Khalik & Dr. A.A. Musyaffa'

4. Ramayulis

Manajemen Pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki lembaga pendidikan Islam tersebut baik perangkat keras atau lunak, yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam baik di dunia maupun di akhirat.

Dari berbagai definisi, terdapat beberapa elemen kunci yang membedakan MPI dari manajemen pendidikan umum:

Proses Pengelolaan: Meliputi fungsi-fungsi manajemen umum seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Objek Pengelolaan: Meliputi lembaga pendidikan Islam (seperti madrasah, pesantren) dan segala sumber dayanya (manusia, sarana, prasarana).
Landasan/Perspektif: Menggunakan nilai-nilai, ajaran, dan syariat Islam (berpegang pada Al-Qur'an dan Hadis) sebagai cara pandang dan prinsip dasar dalam setiap proses pengelolaan (seperti prinsip keadilan, musyawarah, amanah, dan keikhlasan).
Tujuan: Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, yaitu membimbing individu agar berkembang secara maksimal sesuai ajaran Islam, yang mengarah pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

5. Muhaimin

Manajemen Pendidikan Islam adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam pandangan lain, Muhaimin, dkk. mengartikan MPI bertujuan agar segenap sumber daya, perangkat, atau fasilitas yang ada dalam organisasi dapat dioperasikan semestinya, sehingga dapat meminimalisir pemborosan waktu, tenaga, pikiran, maupun materi.

6. Chabib Thoha (Chabib Thoha, 2016)

Secara definitif, Manajemen Pendidikan Islam adalah proses mengelola lembaga-lembaga pendidikan Islam (seperti madrasah, pondok pesantren, dan lembaga pendidikan tinggi Islam) dengan menggunakan Islam (Al-Qur'an dan Hadis) sebagai cara pandang/perspektif. Ini berarti seluruh tata kelola didasarkan pada nilai-nilai Islam.

7. Zaedun Na'im

Manajemen Pendidikan Islam adalah pengelolaan dalam sebuah lembaga pendidikan Islam yang melibatkan unsur-unsur pendukung dalam menanamkan nilai-nilai ajaran Islam sehingga tercapailah suatu tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

8. Mohammad Thoha (Dr. Mohammad Thoha, M.Pd.I)

Manajemen Pendidikan Islam adalah kegiatan yang terstruktur yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf (karyawan), dan pengawasan dalam seluruh unsur lembaga pendidikan (tujuan, kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, sarana, dll.) yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman.

9. Abuddin Nata (Mengutip Pendapat Al-Zarnuji dan K.H. Hasyim Asy'ari)

Meskipun tidak memberikan definisi tunggal, Abuddin Nata merangkum bahwa konsep MPI juga merujuk pada pemikiran ulama terdahulu. Contohnya:

Menurut Al-Zarnuji (dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim), MPI tercermin dalam pemilihan ilmu yang paling dibutuhkan, memilih guru terbaik, dan memiliki cita-cita yang tinggi. Ini menekankan pada aspek perencanaan (planning) yang sangat fundamental.
Menurut K.H. Hasyim Asy'ari (dalam kitab Adab al-'Alim wa al-Muta'allim), MPI adalah konsep yang mengatur etika murid dan guru, serta kebijakan bagi guru untuk menjaga suasana kelas agar tetap kondusif, yang berfokus pada pelaksanaan dan pengawasan (actuating dan controlling) berbasis akhlak Islami.