Lucu aja baca tulisan, opini dan
komentar-komentar yang mengatakan bahwa seseorang menang karena
ketokohannya semata, bukan karena partainya. Dan yang banyak komentar
seperti itu adalah terkait hasil pilkada Jabar dan pilkada Sumut.
Pilkada Jabar dikatakan Aher menang karena ketokohan dan keartisan serta
kepopuleran Dedi Mizwar, bukan karena PKS-nya. Dulu saat Aher duet
dengan Dede Yusuf komentar juga begitu, Aher menang karena kepopuleran
Dede Yusuf sebagai seorang artis, bukan karena PKS. Sekarang giliran
Dede Yusuf maju sendiri kok ngak bisa menang kalau memang dulu faktor
dia menjadi penentu menangnya Aher? Logika awamnya kalau dia penentu
kemenangan maka ngak mungkin dia mau menjadi nomor 2.
Di sumut juga gitu, itu faktor tokohnya,
bukan partainya (PKS). Pertanyaannya kalau setiap pilkada faktor tokoh
bukan partai, kenapa setiap pilkada juga sangat jarang pasangan yang
maju lewat jalur independen meraih kemenangan? kalau memang itu semata
faktor tokoh, bukan karena partai.
Saya kira ini hanya alasan-alasan yang
dibuat oleh orang-orang yang tidak suka dengan partai politik. Dan kabar
buruknya bagi kelompok ini adalah dalam sistem demokrasi keberadaan
partai politik adalah sebuah keniscayaan. Parpol politik tetap harus ada
dan menjadi pilar dalam negara yang menganut sistem demokrasi.
Mereka yang tidak suka dengan partai
politik adalah orang-orang yang disebut golongan putih, kelompok yang
tidak memiliki prinsip dan kontribusi. Kalau memang setiap pilkada
Golput selalu menang, kenapa tidak Golput yang memimpin? kenapa tidak
Golput yang dilantik menjadi kepala daerah? kenapa tidak Golput yang
dilantik jadi Gubernur dan wakil Gubernur atau Walikota dan Wakil
Walikota?
Artinya Golput tidak memiliki kontribusi
terhadap kemajuan dan perjuangan demokrasi dinegara ini. Bangga tetapi
tidak ada kontribusi. Salah satu bentuk kontribusi membangun bangsa dan
negara ini adalah dengan ikut berpartisipasi memberikan suara saat
pemilu.
Bangga dengan golputnya tetapi tetap aja
mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh yang berkuasa? Golput artinya
tidak mau tahu dan tidak mau berkontribusi dalam perbaikan bangsa dan
negara. Biarkanlah apa yang terjadi, kita kerjakan aja urusan kita
pribadi masing-masing, itulah kira-kira prinsip golongan ini.
Ikut berkontribusi sekecil apapun jauh lebih baik dari tidak berkontribusi sama sekali.
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/03/14/pks-jangan-golput-541951.html
0 Response to "PKS, Jangan Golput"
Posting Komentar